Minggu, 24 April 2016

ARUMANIS Cap RAMBUT NENEK

hay kakak,, 
jangan bosen akan kenangan masa masa kecil kita ya,, contohnya dg makanan satu ini ARUMANIS cap RAMBUT NENEK,,

saya lahir pada tahun 1994,, yah 21tahun yg lalu lah,, namun jajanan Tempoe Doeloe ini sdh ada sejak sekitar Tahun 1970 ,

jajanan ini amat populer dikalangan anak-anak , orang mengenalnya sebagai ” Arum Manis ” mungkin karena baunya harum dan rasanya manis . Di tahun-tahun itu jajanan ini sangat lekat dengan anak-anak selain penjualnya yang ramah –ramah , juga harganya sangat terjangkau  oleh uang jajan mereka . Penjual ” Arum Manis ” dulu tidak menggunakan alat transportasi seperti sekarang , namun dua kotaknya dipikul ke sana kemari . Yang satu merupakan mesin atau alat untuk membuat arum manis , sedangkan kotak yang satu lagi berisi perbekalan dan juga bahan untuk membuat arum manis.

Mesinnya  sederhana sekali berujud plat aluminium melingkar tempat jatuhnya arum manis dan ditengahnya berujud kaleng berputar yang berisi gula yang dipanaskan dengan lampu berbahan bakar spiritus. Gula yang dicampur pewarna kemudian diisikan pada atas kaleng yang diatur sedemikian rupa sehingga ketika dipanaskan gula itu berubah menjadi mirip awan tipis yang semakin lama semakin banyak .  Gula seperti awan itulah yang kemudian dikenal sebagai arum manis yang kemudian dimasukkan di dalam plastik-plastik kemudian dijajar rapi di tempat yang disediakan dengan penjepit khusus.

” Penjual arum manis sekarang jarang , selain harga gula yang mahal juga kalah dengan makanan model baru  . Satu plastik kecil ini saya jual Rp 500,-  kalau 2 plastik ya Rp 1.000,- . Oleh karena jarang yang jualan arum manis saya mencoba jualan kembali  ”, tutur mbah mbah yg jualan dulu,

Mbah yang akrab dengan anak-anak ini mengatakan, sebelum berjualan ” Arum manis ” ia berjualan bakso ojek , permen dan roti , agar jualannya bertambah laku iapun berjualan Arum manis . Dulu teringat ketika mudanya jajanan ” Arum Manis ” cukup populer di sekolahan- sekolahan , sehingga dulu satu sekolah yang jualan arum manis tidak hanya seorang saja . Setiap istirahat tiba janan ini pasti menjadi rebutan anak-anak sekolah , namun seiring dengan kemajuan maka makanan untuk anak-anak semakin bertambah dan jajanan ” Arum Manis ” ini semakin tergeser. Adanya jajanan ” Arum Manis ” ini sekarang dapat kita jumpai di pasar-pasar malam atau keramaian lain .  Namun harganya sekarang cukup mahal setiap plastik besar Rp 5.000,- - Rp 7.500,-.

” Kalau dijual seperti di keramaian itu untung saya pasti besar , namun di sekolahan paling mahal Rp 1.000,- saja itupun jarang yang beli karena jajan mereka tidak banyak . Maklum orang desa ” tambah Mbah mbah ini

Menurut Mbah yg berjualan ” Arum Manis” ini untungnya cukup lumayan , gula 1 Kg saja jadi ” Arum Manis ” puluhan plastik , namun ya harus sabar melayani anak-anak . Ketika sedang pelajaran ia tidak membuat dahulu karena jika menunggu lama ” Arum Manisnya ” akan kempes kurang menarik.  Jika waktu istirahat tiba iapun terus membuat ” Arum manis” dengan cara memutar mesin sederhana itu seraya memasukkan gula  yang dipanasi dengan lampu spiritus. Mengapa lampu spiritus  ? , kalau memakai lampu minyak selain menimbulkan asap hitam juga bau minyak ikut terasa di ” Arum Manis”


Karena jamannya telah berubah dulu penjual ”Arum Manis” memikul kotak kesana kemari , namun dengan perubahan yg sudah modern sekarang menggunakan sepeda motor untuk mengangkut kotak mesin pembuat ” Arum manis”.. 
mungkin sebagian besar kalian enggan memakan makanan manis ini,, namun rasanya enak sekali,,
manis seperti saya hehehe,, tapi manisnya terjaga agar enggak diabetes hehehe

nah dengan perkembangan zaman yg semakin tren,, yah sekarang sdh berbagi bentuk dlm pembuatannya, meski jarang yg bisa mebuat dan mau membuatnya hehe,, beli saja sudah banyak yg menyediakan kok ehehe #promosi sedikitlah hehe
,
contohnya ya ini cap RAMBUT NENEK, arumanis ini bebar masih TEMPOE DOELOE banget karena teksture dan karakter arumanis sndiri,, masih kasar tp nggak bikin serik di tenggorokan,, jadi untuk kalian yah perlu coba lah,, enak lo hehehe

kalo kamu mau kamu bs juga lo order di aku 
#085606255807
eiits jangan lupa jg ada link menarik disini 
http://nurulitashop.com/
terima kasih sahabat jangan pernah bosen sama ocehan saya ya heheh

Sabtu, 16 April 2016

SMAN 1 NGANJUK

Sejarah Singkat SMAN 1 NGANJUK
Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Negeri 1 Nganjuk, merupakan sekolah menengah tingkat atas, yang merupakan kelanjutan dari SMA NEGERI NGANJUK oleh karena kebijakan di bidang pendidikan menengah pada tahun 1975 telah ditutup dan diganti dengan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan ( SMPP ) Nganjuk.
Setelah berjalan kurang lebih 5 (lima tahun) berdasar keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0206/O/1980, tanggal 30 Juli 1980 yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Departemen P & K Soetanto Wirjoprasonto dibukalah kembali Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Negeri Nganjuk pada Juli tahun 1980, yang pada awal angkatan pertama keberadaannya menjadi satu di gedung sekolah SMPP Nganjuk di Jl . Jendral Ahmad Yani desa Ploso Nganjuk.
Karena lembaga pendidikan yang ada antara SMPP dan SMA masih menjadi satu atap, maka oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk SMA Negeri Nganjuk, sebagai lembaga baru dibuatkanlah bangunan gedung baru di wilayah desa Cangkringan Kecamatan kota Nganjuk, secara bertahan bangunan gedung / lokal di lengkapi, dari bangunan tahap pertama 5 (lima) local, dan pada 4 Januari 1982 SMA Negeri 1 Nganjuk menempati bangunan dan lokal yang baru, yang dikenal dengan peristiwa boyongan / pindahan dari lokal SMPP ke gedung SMA Negeri di Jalan Lurah Surodarmo Nganjuk yang kemudian menjadi Jl. Kapten Kasihin HS. No. 4 Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk, selanjutnya gedung yang baru tersebut diresmikan tanggal 1 Mei 1982 oleh Bupati Nganjuk Drs. Soemari.
Kepala sekolah yang diangkat pertama adalah Ibu Dra. Mursiatin, yang merupakan salah satu guru senior di SMPP, kemudian dibantu bersama-sama dengan sebagian guru yang bersedia sitempatkan di SMA Negeri 1 Nganjuk, untuk memulai meletakan dasar pendidikan di SMA Negeri 1.
Disamping Ibu Dra. Mursiatin sebagai Kepala Sekolah yang pertama, dicatat nama-nama guru-guru yang untuk memulai mbabat alas antara lain mereka adalah Drs. Soewarno, Ibu Soenarjati Zeyn, Drs. Sujoto, Sujadi BA, Sardjono BA, Prapto Wahono BA, dengan dibantu pula guru-guru muda yunior antara lain Soenarto BA, Budi Prajitno BA, Ibu Setyo Haryati, Bambang Winartio, Gatut Suwito BA, T. Sudarmanto BA, dan beberapa tenaga TU adalah Bp. Soemardi dibantu antara lain Munawar, Winarto, Tumiran, dan Marsono
Sebagai lembaga baru SMA Negeri 1 Nganjuk, merangkak dari nol, walaupun demikian tekad dan semangat para pendiri dan peletak dasar oleh Kepala Sekolah dan para guru telah meletakan dasar pendidikan yang cukup handal, dengan tekad kedisiplinan, berorientasi prestasi akademik, maka SMA Negeri 1 Nganjuk telah menunjukan namanya sebagai sekolah favorit di Nganjuk, hingga saat ini dengan hampir 90 tenaga guru dan 20 tenaga administrasi, dilengkapi 27 ruang kelas belajar, tiga ruang lab ipa dan satu lab bahasa, ruang ketrampilan, ruang kegiatan OSIS, dua lab komputer, mushola, ruang layanan BK, Koperasi Siswa kantin dan tempat olahraga yaitu lapangan basket dan dua lapangan folly ball.
Disamping prasarana didukung pula oleh kegiatan kesiswaan / OSIS dengan 14 macam ekstra kurikuler, telah menjadi salah satu pionir dalam kejuaraan lomba-lomba olah raga, seni dan budaya serta sering membawa siswa dipuncak prestasi bidang sains akademi dan olimpiade, baik juara satu tingkat Kabupaten, finalis tingkat propinsi dan mewakili Jawa Timur di tingkat Nasional.

Senin, 04 April 2016

Jenang Sengkolo

hay kakak,,
mengulik modernnya zaman banyak orang yg melupakan tradisi/ adat jawa terdahulu,
yah ini dia salah satu contohnya "JENANG SENGKOLO"
sebenarnya,

Hampir di tiap upacara adat selamatan adat Jawa selalu menyertakan yang namanya 'JENANG SENGKOLO' yaitu bubur beras yang dicampur gula merah yang di campur parutan kelapa dan di taburi sejumput nasi putih di atasnya. banyak orang menyebut jenang ini  sebagai bubur merah putih karena berwarna merah ( bubur beras yang dicampur gula merah) dan warna putih (nasi putih di atasnya). Ada juga yang menyajikan dalam bentuk sepiring bubur beras dengan campuran gula merah disandingkan dengan sepiring bubur beras putih saja. Intinya sama saja, yaitu sajian bubur yang berwarna merah dan putih. Tentu hal ini juga, suatu yang saya yakin bukan semata kebetulan, mengingatkan akan warna bendera nasional Indonesia yaitu Merah Putih.
akan tetapi orang jawa kuno(terlebih nenek saya sendiri) sering sekali membuat Jenang ini untuk acara selametan,, atau bisa di sebut TIRON-TIRON,
nah filosofinya sendiri saya mengambil dari tiknan.blogspot


Dalam pelaksanaannya memang bubur ini tidak disajikan 'hanya sendirian' saja. Tentu masih banyak jenis makanan lainnya. Biasanya terdiri dari tumpeng (nasi yang disajikan dalam bentuk gunungan / kerucut ), lauk-pauk, jajan pasar dan lainnya. Kali ini penulis ingin menyoroti khusus mengenai bubur sengkolo atau merah putih ini.

Secara filosofi masyarakat Jawa sejak dahulunya telah meyakini akan adanya 'Kuasa' yang mengatasi segala sesuatu. Penyebutan 'Sang Kuasa' ini banyak ragam. Ada yang menyebut 'Sing Gawe Urip' ( Yang menguasai kehidupan - yang menciptakan kehidupan' ), 'Kang Moho Kuwoso' ( Yang Maha Berkuasa ), 'Sang Hyang Moho Dewo' (Sang Maha Dewa) dan masih banyak jenis penyebutan lainnya. Hal demikian telah ada pada masyarakat Nusantara secara khususnya masyarakat Jawa kuno jauh sebelum agam Hindu dan Buda masuk tanah Jawa. Ada sebagian peneliti yang menyebut kepercayaan asli orang Jawa ini dengan nama 'agama' KAPITAYAN. Kepercayaan dan filosofi akan adanya 'Yang Maha Kuasa' tersebut kemudian mendapat bentuknya lagi setelah adanya pengaruh agama - agama yang silih berganti masuk dan dianut oleh masyarakat Jawa.

Salah satu sikap dalam memposisikan diri untuk 'kembali' kepada fitrah dan 'kembali' kepad Tuhan YME diwujudkan oleh masyarakat Jawa dalam bentuk simbol selamatan bubur sengkolo atau merah putih ini. Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan kembali kepada asal-muasal manusia yang diciptakan oleh Allah dari sari pati bumi melalui 'darah merah' Ibu  dan 'darah putih' Ayah sebagai perantaraan wujudnya di dunia ini.

Dengan demikian selamatan bubur sengkolo merah putih juga dimaksudkan sebagai ungkapan doa 'penyerahan diri' kepada Tuhan untuk memohon keselamatan dan keberkahan karena meyakini bahwa pada asalnya manusia tidak mempunyai daya kekuatan apa-apa, hanya sebentuk darah merah dan putih. Hanya karena kuasa Allah semata-mata yang menciptakan dan memberi hidup dan penghidupan kepada manusia. Maka selayaknya segala sesuatu dikembalikan kepada-Nya. Hal ini seiring dan selaras dengan filosofi yang ditekankan Islam bahwa segala sesuatu itu pada hakekatnya 'Laa haula wa laa quwata illa billah' tiada pertolongan dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan dan kekuatan Allah semata.

Upaya doa yang dibarengi atau bahkan diwujudkan dalam bentuk lambang selamatan tersebut bisa diterima dan dilestarikan oleh kalangan sebagian masyarakat muslim hingga sekarang. Bahkan hal tersebut diterima sebagai do'a bil isyaroh, yaitu upaya doa yang direalisasikan dalam bentuk perlambang untuk meneguhkan dan menguatkan 'pengharapan' akan keyakinan terhadap dimakbulkannya doa tersebut.
Pada sisi lain, upaya atau ikhtiar bathiniah yang berupa selamatan atau do'a bil isyaroh tersebut biasanya sangat mustajab atau sangat mudah untuk berhasil. Hal ini sangat masuk akal. Karena apa ? Tidak lain adalah karena selamatan tersebut juga mempunyai beberapa nilau plus yang sangat terpuji dan bermanfaat. Antara lain adalah selamatan tersebut merupakan salah satu bentuk 'shodaqoh' yang amat nyata. Sedangkan beberapa nilai tambah lainnya adalah : menguatkan tali silaturhim antar tetangga dan sanak famili dan juga doa bersama atau jamaah. Sehingga sangat masuk akal jika upaya atau ikhtiar ini sangat mudah diijabah oleh Allah sehingga berhasil apa yang dihajatkan. Wallhu a'lam.
terima kasih,, semoga bermanfaat
jangan lupa kunjungi jg ya www.nurulitashop.com